Meluruskan Niat

IMG_0437

Entah apa yang mendorongku hingga aku langsung menjawab iya tatkala salah satu temanku mengajak ikut kajian Pejuang Subuh Minggu pagi, 5 Januari 2014. Sebenarnya saat itu aku berniat olahraga ke Gelora Bung Karno tetapi kesehatan jiwaku saat itu lebih kubutuhkan daripada kebugaran ragaku. Kebetulan sekali, tema yang diangkat adalah soal jodoh. Judulnya menarik sekali “Bertemu karena Alloh, Berpisah karena Alloh.”

Sebelum kajian ini, aku selalu ingin ikutan klub membaca atau Juventini setiap kali aku berpikir mencari kegiatan akhir pekan. Lama sekali baru sadar bahwa kajian Islam ternyata sangat menyenangkan.

Sebenarnya niatku ikut acara itu awalnya ingin mencari makanan batin untuk hati yang gundah gulana karena pencarian cinta yang selalu kandas. Beberapa hari sebelumnya memang hatiku kembali terpenjara dalam kekecewaan terhadap seseorang yang sudah sekian tahun belum bisa aku lepas. Makanya, pas sekali ada teman yang mengajak.

IMG_0441

Singkat kata, kajian di pagi itu sangat ramai dan menarik. Dan subhanalloh… Aku memperoleh jauh lebih banyak dari yang aku dapatkan hingga sekarang aku ketagihan ingin ikutan lagi. Kajian hari itu jauh dari kesan menggurui. Juga tak ada cacian atau sindiran bagi umat beragama lain. Pembicara juga sangat cerdas. Tuturan pengalaman Dewi Sandra beberapa kali hampir membuatku mewek. Perempuan itu memang sangat inspiratif.

Aku jadi terbuka soal jodoh dalam Islam. Selama ini, terkadang aku merasa rendah diri dengan status kesendirianku. Ya maklum, masyarakat Indonesia begitu mengagungkan sama yang namanya pernikahan. Aku memang cukup beruntung keluargaku sangat jarang menyinggung soal ini. Tapi tetap saja stereotip tersebut bisa meruntuhkan tingkat kepercayaan orang yang masih sendiri.

Sebagai orang yang imannya masih labil seperti aku, terkadang urusan jodoh bisa membuat hari-hari berasa suram. Tak jarang aku berburuk sangka kepada Alloh swt perihal apanya yang salah sampai kondisiku seperti ini. Jika sudah begitu, ibarat jalan semua berasa buntu. Bingung mau ambil jalan yang mana. Dunia seperti habis. Astaghfirullahaladzim….

IMG_0464

Dalam kajian itu, aku merasa sangat tenang begitu semuanya selesai. Satu pelajaran yang aku petik adalah tentang bagaimana Islam memandang pertemuan setiap umatnya. Segalanya telah diatur. Siapa ketemu siapa terus akhirnya akan berujung ke mana. Jika memang jodoh pasti akan bertemu dan begitu pula sebaliknya. Tak perlu risau, tak perlu cemas. Setidaknya Dewi menyimpulkan demikian. Ia pun dengan jujur bilang sama Alloh swt bahwa ia menyerah setelah bercerai untuk kedua kalinya. Ia tak lagi mencoba mengendalikan hidupnya… Sebenarnya, yang ia ungkapkan bukan barang baru. Cuman, aku jadi tersadar bahwa aku seringkali memaksakan hal yang bukan otoritasku. Aku acapkali meragukan kemampuan sang sutradara kehidupan dalam menjalankan hidupku. Lagi-lagi mengutip omongan Dewi, Alloh swt tahu pasti bagaimana Ia akan mengarahkan nasib sesuai dengan karakter masing-masing orang. Dan subhanalloh… Aku perlahan merasa jauh lebih tenang meski ya jodoh belum ada juga…

Itu pelajaran yang pertama. Ilmu yang kedua, dan ini tak kalah pentingnya, aku peroleh dari ustadz ngocol bin gaul, ustadz Bendri (nama lengkap aku lupa). Rupanya ia terkenal dengan konsep JULIA PEREZ alias Jomblo Mulia Penuh Preztasi. Ngakak bener tiap kali ingat soal ini. Beliau banyak menyinggung soal jodoh yang benar soal Islam dan bagaimana cinta kepada Alloh swt harus berada di tempat yang paling suci, bahkan di atas pasangan yang tersayang sekali pun. Ini menurutku konsep yang sangat susah untuk dijalani. Bahkan, dia menyebut beberapa kisah tokoh Muslim terkemuka yang memilih berpisah karena mereka merasa cinta mereka kepada pasangan membuat mereka jadi malas beribadah dan jauh dari Alloh swt. Subhanalloh….

IMG_0466

Dan hal yang paling membekas di benakku ya soal jomblo mulia tadi. Bukan bermaksud aku istiqomah menjadi jomblo (naudzubilaihimindzalik), tetapi konsep menyibukkan diri tatkala menunggu dan mencari jodoh menyadarkanku agar tak mau menjadi manusia rugi. Aku kini berusaha agar sembari menunggu atau mencari jodoh, aku harus semakin giat mengisi waktuku dengan hal-hal positif, bukan hanya meratapi kegagalan asmara semata.

Sungguh beruntung bagi mereka yang sudah menikah bahkan mempunyai anak. Jika dulu aku menganggap menikah bisa membuat orang tenang, memelihara titpan Alloh swt, sekarang menikah merupakan setengah agama. Dan aku belum merasakannya. Tetapi aku yakin, Alloh swt tak akan memandang remeh ibadah setengah yang selalu aku usahakan sebelum menikah ini.

Aku pun jadi tersadar bahwa ujung-ujung dari semua pembicaraan pagi itu adalah mendekatkan diri kepada Alloh swt dengan memperbanyak ibadah. Bahkan, ibadah pun harus lebih utama dibandingkan jodoh karena itu adalah bukti cinta kita kepada Alloh swt. Lalu aku pun berpikir…. Sudah benar apa belum ya ibadahku? Sudah luruskah ibadahku selama ini? Benarkah Alloh swt menjadi yang nomor satu di hatiku?

IMG_0473

Pulang dari kajian itu, otakku berpikir keras dan menyimpulkan bahwa selama ini bahkan niat hidupku pun belum semuanya lurus demi menyembahNya. Selama ini yang ada di benakku selain jodoh adalah bekerja, mencari uang, membahagiakan orang tua… Aku baru sadar ternyata itu belum pas meski tak salah juga. Mulai sekarang, aku harus meluruskan niat dari setiap perbuatanku untuk beribadah, mencari bekal kelak di akherat. Bekerja sekarang tak hanya mengaktualisasikan diri dan memperoleh nafkah tetapi juga mencoba untuk berbagi ke sesama karena sebaik-baiknya ilmu adalah bila dibagi ke orang lain. Aku saat ini masih mencari cara bisa berbagi ilmu tanpa mengajar karena memang aku tak punya nyali berbicara di depan umum.

Selama ini aku lebih sering membaca soal krisis ekonomi di Eropa ketimbang sejarah Islam. Padahal setelah ditelisik sejarah Islam sangat menarik. Duh kemana saja ya aku selama ini? Ilmuku kok banyak yang kurang mengarah ke akherat? Kalau baca novel bisa sehari 50 halaman tetapi baca Al-Qur’an belum pernah satu jus dalam sehari…

Sedekah juga masih mengharap pujian orang lain. Aku juga masih mikir jikalau harus mengeluarkan uang lebih banyak buat infaq.. Astaghfirullahaladzim…

IMG_0474

Masih suka suudzon… Marah-marah tiap kali rebutan lahan berjalan sama pengendara motor di trotoar. Pakai jilbab pun belum sepenuhnya benar…. Ya Alloh swt…

Semoga tulisan ini tak hanya asap yang akan segera menguap. Semoga tulisan ini menjadi pengingat bahwa di umurku yang memasuki 30 tahun hari ini aku masih mempunyai waktu untuk selalu berbenah. Sederhana namun susah, keinginanku di hari ulang tahunku ini adalah ingin meluruskan hal yang mungkin masih belum lurus. Aku ingin mengubah orientasi hidupku untuk memperbanyak ibadah agar bekal di akherat nanti cukup.

Dan selalu mengisi hari dengan banyak bersyukur seperti malam pergantian umur ini. Terima kasih ya Alloh swt… Malam ini mulutku dan jari jemariku tak akan bisa cukup untuk mengucap syukur atas segala karuniaMu. Alhamdulillah diriMu memberiku kesehatan, ibu dan ayah sama-sama sehat. Adik juga sehat. Keluarga besar dan sahabat juga demikian. Hamba tak bisa menyebut begitu banyak nikmat yang telah Engkau berikan ya Alloh swt… Sangat banyak hingga hamba lupa untuk berterima kasih….

IMG_0481

Di umur yang sudah semakin dewasa ini, hamba memohon agar Engkau selalu membimbingku agar senantiasa bisa terus meluruskan niat, memperbanyak ibadah, makin mencintai diriMu, makin menyayangi Islam, dan selalu menghargai diri saya sendiri. Barulah, hamba akan mencintai rezeki berupa jodoh sholeh dunia akherat yang Engkau pilihkan. Semakin tua, semakin menyederhanakan keinginan, semakin mensyukuri karunia dari Engkau, semakin menyayangi keluarga dan orang-orang terdekat, semakin ingin berbagi ke sesama, dan semakin mendekat kepadaMu. Sekali lagi, terima kasih ya Alloh swt karena telah memberikan pelajaran hidup luar biasa dalam 29 tahun ini. Insya Alloh, angka 30 berarti hamba akan terus belajar menjadi hamba yang lebih baik, amiiiin ya robbal’alamin….

IMG_0394IMG_0447

4 thoughts on “Meluruskan Niat

  1. Betapa hidup itu memang kadang “aneh” ya en, aku bahkan terkagum2 dengan semua yang kamu lakukan, betapa niat yang besar membawa kita kepada hal2 besar yang terasa mustahil untuk diwujudkan. Ketika yang lain sibuk berangan, kamu bergerak dan mewujudkan mimpi2mu. Heyy…anak kecil teman semejaku, tak usah risau tentang jodoh, aku sangat yakin Alloh telah mempersiapkan seseorang yang hebat untukmu yang luar biasa ini.

    Sumpah aku pengen banget merasakan semua pengalaman2 menakjubkan yang kamu rasakan

    • Wiwied… terharu aku membaca komentarmu. Makasih yo sebelumnya udah kasih komentar, hehehe. Aku juga sendiri heran Wid. Maksudku gini. Dulu sebenarnya aku iseng mimpi ketemu Westlife, Shane Filan, Del Piero, Juventus, dll. Eh ternyata Alloh swt mencatat dan mengabulkannya semuanya. Sebenarnya aku juga terkadang udah nggak mau mengejar mimpi2 tadi tapi mungkin emang udah takdir dariNya ya. Emang aku liat ada dorongan dariNya yang entah membuatku bergerak mencapai semuanya. Dan dari situ aku belajar bermimpi itu mengajakku meyakini kuasaNya. Kalau emang mau udah Alloh swt pasti mewujudkannya di saat yang pas tapi ya emang harus bergerak. Kalau kamu takjub dengan tercapainya mimpi2ku maka aku kagum dengan caraNya menuntunku meraih semuanya. Asli… sampai sekarang kalau ingat perjalanan semuanya, ke Sydney terutama, aku masih suka heran sendiri, hahaha! Duh malu.. amiiiin. Makasih doanya ya Wid. Smoga Alloh swt emang akan kasih jodoh yang terbaik buatku kelak, amiiiin…. *peluk cium dari jauh*

Leave a comment